Mendukung Pengembangan Weda Bay Nickel

Di Eramet Indonesia, kami memanfaatkan teknologi modern, termasuk kecerdasan buatan, untuk menambang mineral dengan presisi lebih tinggi sekaligus meminimalkan dampak lingkungan. Dengan mengintegrasikan perangkat terhubung, drone, dan analisis data, kami mengoptimalkan setiap tahap pengelolaan sumber daya mineral—mulai dari penambangan hingga penanganan, penyimpanan, dan pemrosesan.

Inovasi ini dirancang untuk meningkatkan efisiensi, mendukung keberlanjutan, dan mengurangi jejak ekologis di seluruh operasi kami, sebagai wujud komitmen pada praktik pertambangan yang bertanggung jawab dan pengelolaan lingkungan.

PT Weda Bay Nickel (WBN)

PT Weda Bay Nickel (WBN), yang berlokasi di Halmahera Tengah dan Timur, Maluku Utara, merupakan salah satu tambang nikel terbesar di Indonesia dan bagian penting dari Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP). Kegiatannya mencakup penambangan bijih nikel serta pengolahannya di fasilitas industri dalam kawasan IWIP.

Eramet bergabung menjadi pemegang saham pada Mei 2006 melalui akuisisi Weda Bay Minerals Inc. yang terdaftar di Bursa Saham Toronto. Studi pra-kelayakan dimulai pada Juli 2006, yang kemudian membuka jalan bagi pengembangan skala besar. Pada 2017, potensi proyek semakin diperkuat melalui kemitraan strategis dengan Tsingshan Group, produsen baja nirkarat terkemuka di dunia.

Dalam kerangka kemitraan ini, kepemilikan WBN terdiri dari 90% melalui Strand Minerals Pte Ltd (Eramet 43% dan Tsingshan 57%) serta 10% oleh PT Antam Tbk. Dengan struktur tersebut, Eramet memiliki kepemilikan tidak langsung sebesar 38,7% di WBN.

Tambang

Konsesi tambang seluas 45.065 hektar ini dijalankan berdasarkan Kontrak Karya 30 tahun dan mencakup 15 cadangan yang telah diidentifikasi dan dievaluasi. Operasi tambang terbuka dimulai pada akhir 2019. Lapisan tanah atas disimpan untuk rehabilitasi, sementara material yang tidak terpakai dikelola untuk pemulihan lahan.

Bijih nikel diproses sesuai kadar: saprolit berkadar tinggi dan menengah diolah di fasilitas pirometalurgi WBN, sedangkan laterit kadar rendah diproses di fasilitas High Pressure Acid Leach (HPAL) dalam kawasan IWIP. Produksinya meliputi feronikel untuk baja nirkarat serta nikel kelas baterai dalam bentuk Mixed Hydroxide Product (MHP), mendukung pasar tradisional maupun berkembang seperti kendaraan listrik.

Pabrik Metalurgi

Sebagai aset produksi utama dalam IWIP, fasilitas pirometalurgi ini terletak bersebelahan langsung dengan konsesi tambang. Dilengkapi empat jalur Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF), bijih diproses melalui pengeringan, kalsinasi, dan peleburan dalam Electric Arc Furnaces (EAF). Pabrik ini menghasilkan feronikel berkadar rendah dengan kandungan 12–15% nikel, dengan kapasitas tahunan sekitar 30.000–35.000 ton nikel. Lokasi pesisir IWIP memberikan keuntungan strategis, termasuk akses ke berbagai kegiatan manufaktur dan fasilitas pengolahan nikel lainnya.