2006
Pada Mei 2006, Eramet menyelesaikan akuisisi Weda Bay Minerals Inc., perusahaan yang terdaftar di Bursa Saham Toronto sekaligus pemilik cadangan nikel kelas dunia Weda Bay di Halmahera, Maluku Utara. Studi pra-kelayakan proyek ini, yang dipimpin oleh Eramet, dimulai sejak Juli 2006.
2017
Eramet menjalin usaha patungan dengan grup baja asal Tiongkok, Tsingshan, produsen baja nirkarat terbesar di dunia. Melalui kemitraan ini, Tsingshan memperoleh mayoritas saham di Strand Minerals. Saat ini, kepemilikan Strand Minerals terdiri atas 43% oleh Eramet dan 57% oleh salah satu perusahaan dalam Tsingshan Group. Dengan kolaborasi baru ini, PT Weda Bay Nickel (WBN) memasuki tahap konstruksi, menandai langkah penting dalam pengembangan proyek.
2019
PT Weda Bay Nickel (WBN) resmi memulai operasi penambangan dan mendirikan pabrik pada April 2020 di kawasan Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) yang dikelola oleh Tsingshan, untuk memproduksi feronikel kadar rendah.
2020
Pada tahun 2020, Eramet dan BASF, produsen kimia terbesar di dunia, menandatangani perjanjian untuk menilai potensi pembangunan bersama fasilitas pemurnian nikel-kobalt di Weda Bay, Indonesia.
Setelah evaluasi menyeluruh, termasuk pembahasan strategi pelaksanaan proyek, kedua mitra memutuskan untuk tidak melanjutkan investasi ini pada tahun 2024.
Keputusan tersebut didasarkan pada kondisi pasar, alokasi modal, serta strategi eksekusi proyek.
2022
Eramet membuka kantor baru di Jakarta, Indonesia sebagai wujud komitmen jangka panjang untuk menjajaki dan mengembangkan peluang yang mendukung pertumbuhan Indonesia serta memperkuat transisi energi nasional.
2024
Eramet menjalin kemitraan dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Badan Geologi untuk memperkuat ekosistem kendaraan listrik (EV) di Indonesia. Kemitraan ini mencakup studi bersama untuk meneliti potensi litium di Indonesia, sebagai langkah penting dalam mengembangkan sektor mineral kritis.
2025
Eramet menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) dan Indonesia Investment Authority (INA) untuk menjajaki pembentukan platform investasi strategis di sektor nikel.